Prabowo Menyerah, Minta Jadi Cawapres Jokowi Dan Minta Jatah 7 Menteri Strategis, Batal Ganti Presiden Prabowo Menyerah, Minta Jadi Cawapres Jokowi Dan Minta Jatah 7 Menteri Strategis, Batal Ganti Presiden - WAKTU POLITIK

Prabowo Menyerah, Minta Jadi Cawapres Jokowi Dan Minta Jatah 7 Menteri Strategis, Batal Ganti Presiden

Prabowo Menyerah, Minta Jadi Cawapres Jokowi Dan Minta Jatah 7 Menteri Strategis, Batal Ganti Presiden

JOKOWI - Ketua Umum PPP M Romahurmuziy blak-blakan soal pertemuannya dengan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno. Rommy, sapaan akrab Ketum PPP itu, menegaskan kalau Sandiaga masih mencari kemungkinan Prabowo menjadi cawapres Joko Widodo.

"Bagaimana akan mengajak bergabung dengan Prabowo, jika Sandiaga sendiri masih menawarkan Prabowo untuk berdampingan menjadi cawapres Jokowi," kata Rommy saat membuka Rapat Pimpinan Wilayah PPP DKI Jakarta, Sabtu (21/4/2018).

Rommy lalu membeberkan poin-poin yang disampaikan Sandi dalam pertemuan itu.

"Sandiaga mengkonfirmasi masih ada tiga opsi yang bisa diambil Prabowo. Yaitu maju sendiri menjadi capres, mendorong orang lain jadi capres, dan ketiga adalah menjadi cawapres Jokowi dengan sejumlah syarat," tambah Rommy.

Sandiaga disebut Rommy, meminta agar Jokowi tidak buru-buru menutup peluang untuk menggandeng Prabowo. Sandi juga diklaim Rommy berharap agar Jokowi tidak segera menetapkan cawapres yang dipilihnya.

Pada dasarnya, Rommy dan PPP mengaku tidak keberatan jika Prabowo menjadi cawapres Jokowi. Karena diyakini bersatunya dua tokoh ini akan membuat ujaran kebencian dan saling curiga yang selama ini sangat marak di tengah masyarakat.

Namun sayang, syarat yang diinginkan kubu Prabowo disebut-sebut Rommy sangat besar dan tampaknya sulit untuk dipenuhi. Syarat itu misalnya tentang jatah tujuh menteri di bidang perekonomian dan kekuasaan untuk mengendalikan militer Indonesia.

Makin lucu saja lawakan politik nasional kita, benar - benar dinamis dan tak dapat diprediksi, semuanya mungkin semuanya bisa saja terjadi dipanggung politik nasional kita.

Keseruan dan panasnya suhu politik dinegeri ini makin kian terasa meski pertarungannya masih akan digelar kurang lebih satu tahun mendatang, beragam cara, beragam isu, dan beragam manuver dilakukan oleh banyak tokoh politik dan partai politik dinegeri ini.

Kita tahu Jokowi kini tengah mengantongi suara dukungan yang besar dari banyak kalangan masyarakat, kita juga tahu saat ini Jokowi sebagai petahana juga mengantongi suara dukungan partai koalisi yang "gemuk" dan "tambun".

Jokowi nampak jadi sosok petahana yang sakti dan kuat yang kekuatannya jadi kegusaran dan kerisauan para lawannya, Jokowi benar - benar tak terkalahkan.

Prabowo Subianto yang semula digadang - gadang bakal jadi lawan kuat Jokowi kini mulai nampak melemah dan galau, memang pada Pilpres 2014 lalu keduanya sempat membuat bangsa ini terbelah menjadi dua dengan pendukungnya, sehingga sempat ada ketegangan diantara kedua pendukungnya saat itu.

Kali ini menjelang Pilpres 2019 akankah nostalgia lama itu kembali terulang, akankah suhunya akan kembali sepanas itu, akankah kondisinya akan jadi sepanas itu, akankah hasilnya akan jadi sepertibitu kembali, jawabannya belum tentu karena kini Jokowi makin sakin sakti.

Kesaktian Jokowi sebagai petahana tak hanya diakui oleh para penggemar, pendukung dan partai koalisinya, kesaktian Jokowi sebagai petahana juga diakui oleh para lawan Jokowi yang selama ini selalu berseberangan dan berbeda pendapat, meski terselubung namun sikap mereka terhadap Jokowi menunjukan kita bahwa mereka sebenarnya sangsi dengan kekuatannya sendiri dan takut menghadapi Jokowi.

Hal ini nyata dari sikap para lawan Jokowi, salah satunya adalah Prabowo Subianto yang selama ini nampak diam, rupanya Prabowo menaruh harap pada Jokowi, mungkin kini Prabowo sadar bahwa Jokowi bukan lagi lawannya yang sepadan, elektabilitas Jokowi yang tinggi nampak tak terbendung.

Prabowo sadar menghadapi arus kuat macam elektabiltas Jokowi ini sangatlah tidak mungkin, satu - satunya cara supaya selamat adalah pasrah dan mengikuti arus.

Prabowo tak lagi mampu lawan Jokowi, langkah waras yang kini ia dapat lakukan untuk tetap bertahan dipanggung ini adalah jadi pendamping Jokowi, itupun kalau Jokowi sudi.

Pengajuan diri Prabowo sebagai Cawapres Jokowi adalah bukti makin sakti, gagah dan perkasanya Jokowi dinegeri ini, tak ada lagi ruang dan tak akan ada lagi kesempatan bagi Prabowo untuk bersaing menandinginya.

Prabowo akhirnya menyerah, ia mengajukan diri pada Jokowi sebagai Cawapres Jokowi, tapi memang tak tahu diri, sudah dikasih hati masih minta jantung, Prabowo tak hanya minta duduk disebelah Jokowi, ia juga minta jatah 7 Menteri diposisi strategis, jadi wakil aja sudah bagus bro, sebab kalau Prabowo jadi wakil Jokowi saja apa kata Fadli Zon dan kawan - kawan? Masa mereka harus coret baju yang selama ini mereka pakai dan jual? Yang semula #2019GantiPresiden menjadi #2019GakJadiGantiPresidenDeh.

No comments

Powered by Blogger.