Era Jokowi, Lapangan Kerja Baru di Indonesia Dinikmati TKA Cina
TKA - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) berkata kepada Wakil perdana Menteri Cina saat berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu. Dimana, JK meminta agar Investasi Cina tidak dibarengi dengan membawa tenaga kerja ke Indonesia.
Perrintaan JK diapresiasi penuh oleh Waketum Gerindra Arief Poyuono. Menurutnya, hal itu merupakan sebuah pernyataan yang sangat tepat dan berani sebagai upaya melindungi tenaga kerja Indonesia di dalam negeri agar bisa mendapatkan lapangan kerja dengan adanya investasi Cina yang masuk ke Indonesia
Arief mengulang apa yang dinyatakan Presiden Joko Widodo tahun lalu yang mengatakan kalau serbuan TKA dari Cina yang dibarengi dengan investasi adalah sebuah fitnah.
“Akhir sebuah kebohongan secara otomatis terbuka oleh Tuhan, dimana Wakilnya Joko Widodo sendiri resah dengan banyaknya TKA Cina yang mengambil porsi lapangan kerja di Indonesia dengan adanya Investasi di Indonesia,” kata Arief melalui pernyataan tertulis, Kamis (30/11/2017).
Faktanya, kata dia, selain persoalan tenaga kerja Cina, semua proyek infrastruktur yang dibangun dengan pembiayaan Investasi Cina seperti proyek pembangkit listrik, jalan tol, pelabuhan dan lainnya bukan semata murni investasi, namun hal itu tercatat sebagai utang.
Di sisi lain, untuk melunasi dan mengangsur pinjaman dari Cina, Pemerintahan Jokowi menerapkan pajak yang dari tahun ke tahun semakin mencengkek kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia.
“Jadi dengan masuknya TKA China berbarengan dengan Investasi dan pinjaman dari China until (hingga, -red) membangun Infrastruktur sama saja Joko Widodo menjadi salah satu penyelamat perekonomian China yang terancam mengalami Bubble Ekonomi menuju krisis ekonomi China,” kata dia.
Arief mempertanyakan, mengapa ribuan trilyun dana APBN yang digunakan untuk belanja infrastruktur oleh pemerintahan Joko Widodo, namun tidak memberikan dampak bagi meroketnya pertumbuhan ekonomi nasional? “Padahal secara teori; harusnya belanja tersebut punya pengaruh besar terhadap perekonomian nasioanl,” tegasnya.
Ini, tegas Arief, karena lapangan kerja baru bagi masyarakat dinikmati oleh Tenaga Kerja Dari Cina.
“Jadi wajar saja kalau daya beli masyarakat Indonesia Makin turun dan lemah karena pendapatan masyarakat Indonesia tergerus dengan harga harga barang dan Jasa yang makin mahal akibat pajak yang mencekik dan tidak adanya dampak pertambahan pendapatan bagi masyarakat dengan adanya investasi di Indonesia,” tutup Arief.
Post a Comment